Sabtu, April 19, 2025
Google search engine
BerandaDaerahDiduga Jadi Ajang Korupsi, Pembangunan Alun-alun Seluma Menuai Kritikan warga

Diduga Jadi Ajang Korupsi, Pembangunan Alun-alun Seluma Menuai Kritikan warga

Seluma, Beritakhatulistiwa- Pembangunan Alun-alun Kabupaten Seluma yang berada di Kelurahan Pasar Tais, Kecamatan Seluma ditahap dua dikritik oleh warga. Pasalnya hal tersebut dilakukan oleh warga lantaran tidak puas setelah melihat proses pekerjaan yang sedang berlangsung terkesan asal-asalan.

Ketua RT 04 RW 02 Damripin, Kelurahan Pasar Tais, Kecamatan Seluma saat dimintai tanggapan menyangkal, bahwa kalau pecahnya keramik dan rusaknya lampu tulisan akibat ulah jahil masyarakat yang berkunjung.

“Sebenarnya tidak ada yang merusak, cuman karena fasilitas seperti bangku tempat duduk tidak ada, jadi yang namanya masyarakat berkunjung mencari tempat duduk, mereka terkadang duduk didekat tulisan sambil bersandar, yang namanya orang duduk kami tidak berani melarang, seumpama seperti pada lampu sudah pada pecah bukan karena dirusak, akan tetapi karena masyarakat yang berkunjung terpeleset tidak sengaja kena tulisan lalu pecah,” singkatnya Jum’at, (22/9/2023) kemarin.

Salah satu tokoh masyarakat setempat yang akrab disapa Jhon Bule mengungkapkan, bahwa kritik yang mereka lakukan demi kebaikan bersama dengan harapan pembangunan Alun-alun tahap kedua tidak seperti tahap pertama yang saat ini diketahui bagian lantai pada pembangunan tahap pertama yang belum berumur 1 tahun sudah mulai rusak bahkan hancur.

“Jauh sekali..! Kerena kenapa, bangunan Alun-alun yang pertama ini nampaknya perencanaan tersebut tidak matang, coba lihat bangunannya belum setahun sudah pada rusak dan lantai sudah pada pecah, terutama pada musim hujan seperti kolam air, sementara itu disini banyak anak-anak sekolah bermain, takutnya ada yang cidera,” tandasnya sembari menunjuk keramik lantai alun-alun yang retak-retak dan berlobang.

Jhon Bule menambahkan, bahwa sampai dengan tahap kedua ini dana yang digelontorkan untuk pekerjaan alun-alun tidak lah sedikit dan sudah mencapai Rp. 1 Milyar lebih. Selaku tokoh masyarakat dirinya berharap Instansi terkait memberikan perhatian khusus terhadap pekerjaan Alun-alun tersebut dengan harapan pekerjaan Alun-alun dikerjakan secara sempurna jangan asal-asalan. Karena posisi Alun-alun itu tepat berada ditengah-tengah Kota Tais dan akan menjadi ikon Kabupaten Seluma.

“Jangan sampai dibawa ke ranah hukum, karena pekerjaannya sudah asal jadi. Saya tidak tahu teknis tapi coba lihat rumput itu tidak dibersihkan, nanti pemasangan paving blok dengan tidak ada pemadatan akan tumbuh juga rumput seperti pada pekerjaan lama,” ungkapnya.

Seyogyanya lanjut Jhon Bule, sebelum pekerjaan dimulai pihak terkait mengundang masyarakat sekitar untuk mensosialisasikan seperti apa bentuk Alun-alun tersebut akan dibangun. Seharusnya pihak terkait juga meminta pendapat kepada masyarakat, tetapi ini tidak sama sekali. Namun menurutnya hal tersebut tidak jadi masalah lantaran pekerjaan sudah terlaksana.

“Saya tidak tahu tugu perjuangan itu direlokasi atau tidak, akan tetapi kalau tidak direlokasi saya berharap nanti ada semacam kerjasama dengan pihak PLN supaya Gardu dipindahkan supaya tidak menggangu dan terhambat. Begitupun pengusaha/kontraktor pelaksana, kami masyarakat berharap jangan hanya mengejar untung, ini dana masyarakat. masyarakat cuman mau menikmati hasil dari pembangunan dan tidak meminta lebih,” sampainya.

Sementara itu, Pirasuki secara tegas meminta kepada pihak PUPR Seluma dan pihak terkait untuk meninjau ulang serta mengawasi secara serius pekerjaan Alun-alun tahap kedua tersebut. Kerena menurutnya kalau pekerjaan tahap kedua dengan anggaran mencapai Rp. 500 juta lebih itu hanya pemasangan paving blok tanpa galian dengan pemadatan, kuat dugaan terjadi Mark-Up dan gagal perencanaan. Sebab, dilihat dari konstruksi pekerjaan yang dilaksanakan, apapun alibi mereka kalau pemasangan casting pengunci keramik ataupun pemasangan paving blok tidak perlu galian, dirinya menduga pekerjaan tersebut gagal perencanaan.

“Harus berpikir pakai logika, secara teknis kalau kontraktor bekerja sesuai RAB dan gambar, seharusnya konsultan pengawas harus merubah. Kami anggap dengan casting dipasang diatas tanah timbunan untuk menahan dan mengunci kami anggap dugaannya gagal perencanaan ini, sama dengan pekerjaan tahap pertama, bahan lantai yang dipasang merupakan keramik licin, ini gagal produk. WC kita saja tidak pakai keramik licin apalagi ini di alam terbuka,” tuturnya.

“Kepada konsultan dan Dinas PUPR terkhususnya bidang CK agar ini ditinjau ulang dulu, dengan perencanaan tidak ada galian dan pemasangan timbunan diatas rumput lalu dipasang paving menggunakan pasir yang banyak akar sawit. Harusnya sesuai dengan spek dan lolos penjaringan penggunaan material. Kita sangat menyayangkan dan menyesalkan kalau pembangunan tersebut baru setahun sudah hancur. Tak hanya pembangunan Alun-alun ini saja, saya selaku masyarakat juga memperhatikan banyak jalan-jalan di Seluma baru dibangun sudah pada hancur apa salah Kontraktornya, materialnya, kurang pengawasannya, atau apa anggarannya tidak mencukupi, Ada apa dengan pembangunan ini,” jelasnya sembari bertanya. (IR 01)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments